Fitri Rahmadhani

Selamat Datang . . .

Rilek's

Friday, June 28, 2013

Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Tubuh mereka tampak begitu lemah dan wajah mereka tampak begitu biru biarkan bidan memasukkan sedikit anggur ke dalam mulutnya dan semprotkan anggur tersebut ke dalam mulut bayi, ulangi dengan sering, jika terdapat kesempatan.(Aristotle, 384-322 SM.)
Hipoksia perinatal dapat menimbulkan akibat berbahaya. Sebenarnya, jika kita memperhitungkan penderitaan orang tua yang bayinya menderita asfiksia saat lahir—terlepas dari hasil akhir yang terjadi—maka pencegahan hipoksia perinatal harus menjadi salah satu tanggung jawab terpenting dari para bidan, dokter obstetrik dan dokter anak. Pencegahan terjadinya hipoksia janin adalah hal ideal, tetapi tidak dapat diperoleh setiap waktu sehingga resusitasi neonatus merupakan keterampilan dasar dalam ilmu kebidanan. resusitasi yang efektif membutuhkan persiapan dan pengenalan bayi yang membutuhkan pertolongan.

Pada bayi yang terlahir dalam keadaan apnea dan hipoksia, tindakan yang tepat ditujukan pada penatalaksanaan hipoksia untuk mencegah kematian dan memberi harapan hidup yang normal sepenuhnya. Tindakan yang tidak memerlukan obat-obatan adalah tindakan sederhana yang sangat penting dan efektif.

Persiapan
Perawatan lbu dan anak meliputi persiapan resusitasi, meskipun pemakaiannya tidak diharapkan. Di rumah sakit, peralatan umum meliputi mesin resusitasi (Garnbar 12.2; papan, sinar pemanas, suplai 0, dan alat penghisap (suction) mekanik), dilengkapi dengan kantong dan masker, perlengkapan intubasi dan obat-obatan. 02, alat suksion dan sebuah kantong serta masker merupakan perlengkapan minimal untuk persalinan dalam berbagai situasi. Kita semua membutuhkan pelatihan dan peningkatan dalam keterampilan resusitasi. Hal ini sulit dilakukan, walaupun sangat penting, bagi pemberi perawatan yang membantu pelahiran bayi—yang jauh dari dukungan dokter pediatrik—jika hanya terdapat sedikit kesempatan untuk melakukan praktik resusitasi berulang. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam unit kecil yang terisolasl secara geografi. Juga, karena semakin banyak ibu memilih persalinan di rumah, mungkin bidan-bidan senior yang telah dilatih oleh staf konsultan pediatrik harus memberikan pelatihan pelayanan yang berkelanjutan di rumah sakit untuk para kolega mereka.

Akhirnya, baik persalinan di rumah sakit ataupun di pusat perbelanjaan, para bidan praktik harus mengetahui bagaimana mencari pertolongan. Pujian tentang tingginya tingkat pelatihan yang diberikan pada paramedis di ambulans berarti bahwa mereka adalah pemberi perawatan terbaik di luar rumah sakit.


Sunday, June 16, 2013

Makalah Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 1, 2, dan 3

MAKALAH
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN

         A.    Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007)
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya  kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
BAB II
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

       1.      Pada Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0 - 12 minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:
A.                Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan  normal, perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel cervik”.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu.Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik.
1)            Macam macam perdarahan pervaginam
a)      Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok.
b)      Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium atau di luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek.
c)      Molahydatidos(Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik.Tanda-tandanya :perdarahan  berulang, nyeri perut, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin

B.           Mual Muntah Berlebihan
1)         Pengertian
            Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.             Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit. (Sarwono, 2005: 275)
2)      Penanganan Umum
 Mual muntah dapat diatasi dengan:
·         Makan sedikit tapi sering
·         Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
·         Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan padat.
·         Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
·         Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
·         Istirahat cukup
·         Hindari hal hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
3)      Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati.Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)
C.           Sakit Kepala Yang Hebat
1)      Pengertian
 Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan  ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5)
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
2)      Penanganan Umum
a)      Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b)      Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
3)      Komplikasi
   Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
D.          Nyeri Perut Yang Hebat
1)      Pengertian
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98). Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang  hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
2)      Penanganan umum
a)      Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
b)      Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c)      Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)

3)      Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik, pre-eklampsia, persalinan premature,  solusio plasenta,  abortus,  ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)

E.           Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia
1)      Pengertian
Anemia  adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat dari pada sel- selnya.Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah).Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
2)      Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
3)      Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/keguguran. (Ayurai, 2009: 4)
4)      Pengaruh anemia terhadap kehamilan.
a)         Bahaya selama kehamilan
·      Dapat terjadi abortus
·      Persalinan prematuritas
·      Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
·      Mudah terjadi infeksiaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
·      Mola hidatidosa
·      Hiperemesis gravidarum
·      Perdarahan antepertum
·      Ketuban pecah dini (KPD)
b)         Bahaya saat persalinan
·      Gangguan his, kekuatan mengejan
·      Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlanta
·      Kala ke dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
·      Kala uri diikuti retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia uteri.
·      Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri
c)         Pada kala nipas
·      Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
·      Memudahkan infeksi puerperium
·      Pengeluaran ASI berkurang
·      Terjadi dekompensasi koris mendadak setelah persalinan
·      Anemia kala nipas
·      Mudah terjadi infeksi mamae
d)        Bahaya terhadap janin
·      Abortus
·      Terjadi kematian intrauteri
·      Persalinan prematuritas tinggi
·      Berat badan lahir rendah
·      Kelahiran dengan anemia
·      Dapat terjadi cacat bawaan
·      Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
·      Intligensia
F.            Demam Tinggi
 Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
1)      Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
2)      Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

                     2.      Tanda Bahaya Trimester II (3 Bulan Kedua / Usia kehamilan 6 Bulan)
             Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu. Tanda Bahaya   Kehamilan Trimester II meliputi:
A.          Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
            Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas.
            Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut
            Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.
            Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah dan ginjal.
1)      Penanganan Umum
·         Istirahat cukup
·         Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
·         Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
2)      Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
B.           Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
 Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
1)      Penanganan Umum
a)   Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b)   Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c)   Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
d)  Mengobservasi tidak ada infeksi
e)   Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
2)      Komplikasi
a)   Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
b)   Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
c)   Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114)
C.           Perdarahan hebat
Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda.
D.          Pusing Yang hebat
E.           Gerakan bayi berkurang
            Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya.Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.
                  3.      Tanda Bahaya Trimester III  (3 Bulan Ketiga / Usia kehamilan 9 Bulan)
            Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
A.          Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
1)      Penanganan Umum
a)      Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b)      Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
2)      Komplikasi
 Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:
a)      kejang
b)      eklamsia
B.           Gerakan Janin Berkurang
            Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama persalinan.
1)      Penanganan Umum
a)      Memberikan dukungan emosional pada ibu
b)      Menilai denyut jantung janin (DJJ):
·         Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
·         Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
2)      Komplikasi
 Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress  3.
C.           Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia
a.       Penanganan
1)      Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
2)      Bebaskan jalan nafas
3)      Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4)      Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
b.      Komplikasi
 Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
                     D.    Demam Tinggi
                     E.     Bengkak pada wajah, kaki dan tanggan


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·         Tiap masa kehamilan pada ibu hamil memiliki tanda bahaya kehamilan yang berbeda antara trimester I, II, dan III.
·         Tiap tiap tanda bahaya kehamilan dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan.
B.     Saran
·         Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi ibu hamil dan janin dapat terpenuhi
·         Lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar kesehatan ibu hamil dan janin dapat terpantau

·         Segera periksakan kesehatan kandungan jika terjadi salah satu atau lebih dari gejala tanda bahaya kehamilan yang mungkin terjadi.MAKALAH
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN

         A.    Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007)
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya  kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
BAB II
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

       1.      Pada Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0 - 12 minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:
A.                Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan  normal, perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel cervik”.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu.Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik.
1)            Macam macam perdarahan pervaginam
a)      Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok.
b)      Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium atau di luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek.
c)      Molahydatidos(Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik.Tanda-tandanya :perdarahan  berulang, nyeri perut, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin

B.           Mual Muntah Berlebihan
1)         Pengertian
            Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.             Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit. (Sarwono, 2005: 275)
2)      Penanganan Umum
 Mual muntah dapat diatasi dengan:
·         Makan sedikit tapi sering
·         Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
·         Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan padat.
·         Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
·         Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
·         Istirahat cukup
·         Hindari hal hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
3)      Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati.Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)
C.           Sakit Kepala Yang Hebat
1)      Pengertian
 Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan  ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5)
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
2)      Penanganan Umum
a)      Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b)      Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
3)      Komplikasi
   Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
D.          Nyeri Perut Yang Hebat
1)      Pengertian
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98). Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang  hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
2)      Penanganan umum
a)      Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
b)      Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c)      Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)

3)      Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik, pre-eklampsia, persalinan premature,  solusio plasenta,  abortus,  ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)

E.           Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia
1)      Pengertian
Anemia  adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat dari pada sel- selnya.Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah).Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
2)      Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
3)      Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/keguguran. (Ayurai, 2009: 4)
4)      Pengaruh anemia terhadap kehamilan.
a)         Bahaya selama kehamilan
·      Dapat terjadi abortus
·      Persalinan prematuritas
·      Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
·      Mudah terjadi infeksiaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
·      Mola hidatidosa
·      Hiperemesis gravidarum
·      Perdarahan antepertum
·      Ketuban pecah dini (KPD)
b)         Bahaya saat persalinan
·      Gangguan his, kekuatan mengejan
·      Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlanta
·      Kala ke dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
·      Kala uri diikuti retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia uteri.
·      Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri
c)         Pada kala nipas
·      Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
·      Memudahkan infeksi puerperium
·      Pengeluaran ASI berkurang
·      Terjadi dekompensasi koris mendadak setelah persalinan
·      Anemia kala nipas
·      Mudah terjadi infeksi mamae
d)        Bahaya terhadap janin
·      Abortus
·      Terjadi kematian intrauteri
·      Persalinan prematuritas tinggi
·      Berat badan lahir rendah
·      Kelahiran dengan anemia
·      Dapat terjadi cacat bawaan
·      Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
·      Intligensia
F.            Demam Tinggi
 Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
1)      Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
2)      Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

                     2.      Tanda Bahaya Trimester II (3 Bulan Kedua / Usia kehamilan 6 Bulan)
             Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu. Tanda Bahaya   Kehamilan Trimester II meliputi:
A.          Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
            Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas.
            Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut
            Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.
            Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah dan ginjal.
1)      Penanganan Umum
·         Istirahat cukup
·         Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
·         Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
2)      Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
B.           Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
 Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
1)      Penanganan Umum
a)   Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b)   Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c)   Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
d)  Mengobservasi tidak ada infeksi
e)   Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
2)      Komplikasi
a)   Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
b)   Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
c)   Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114)
C.           Perdarahan hebat
Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda.
D.          Pusing Yang hebat
E.           Gerakan bayi berkurang
            Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya.Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.
                  3.      Tanda Bahaya Trimester III  (3 Bulan Ketiga / Usia kehamilan 9 Bulan)
            Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
A.          Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
1)      Penanganan Umum
a)      Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b)      Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
2)      Komplikasi
 Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:
a)      kejang
b)      eklamsia
B.           Gerakan Janin Berkurang
            Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama persalinan.
1)      Penanganan Umum
a)      Memberikan dukungan emosional pada ibu
b)      Menilai denyut jantung janin (DJJ):
·         Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
·         Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
2)      Komplikasi
 Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress  3.
C.           Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia
a.       Penanganan
1)      Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
2)      Bebaskan jalan nafas
3)      Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4)      Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
b.      Komplikasi
 Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
                     D.    Demam Tinggi
                     E.     Bengkak pada wajah, kaki dan tanggan


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·         Tiap masa kehamilan pada ibu hamil memiliki tanda bahaya kehamilan yang berbeda antara trimester I, II, dan III.
·         Tiap tiap tanda bahaya kehamilan dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan.
B.     Saran
·         Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi ibu hamil dan janin dapat terpenuhi
·         Lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar kesehatan ibu hamil dan janin dapat terpantau
·         Segera periksakan kesehatan kandungan jika terjadi salah satu atau lebih dari gejala tanda bahaya kehamilan yang mungkin terjadi.

Wednesday, June 5, 2013

Imunisasi Dasar Pada Bayi Baru Lahir

Imunisasi Dasar Wajib
Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan pada bayi. Dengan imunisasi wajib, maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. Di antara berbagai jenis
imunisasi, yang termasuk imunisasi wajib adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.
1. Vaksin BCG
a. Penjelasan
Vaksin BCG mengandung jenis kuman TBC yang masih hidup tapi sudah dilemahkan. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).
b. Cara imunisasi
Imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan. Tetapi, sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Pada anak berumur Iebih dari 2 – 3 bulan, dianjurkan untuk melakukan uji mantoux / PPD sebelum imunisasi BCG.
Gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya uji mantoux positif, maka anak tersebut tidak mendapat imunisasi BCG lagi.
Bila pemberian imunisasi itu berhasil, setelah 1 – 2 bulan di tempat suntikan akan terdapat suatu benjolan kecil. Tempat suntikan itu biasanya berbekas. Dan kadang – kadang benjolan itu akan bernanah, tetapi akan sembuh sendiri meskipun lambat.
c. Kekebalan
Imunisasi BCG tidak dapat menjamin 100% anak akan terhindar penyakit TBC. Tetapi, seandainya bayi yang telah diimunisasi BCG terjangkit TBC, maka ia hanya akan menderita penyakit TBC ringan.
d. Reaksi imunisasi
Setelah suntikan BCG, biasanya bayi tidak akan menderita demam. Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh hal lain.
e. Efek samping
Pada imunisasi BCG, umumnya jarang dijumpai efek samping. Memang, kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas, tapi biasanya sembuh dengan sendirinya walaupun lambat.
Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan kelenjar terjadi di ketiak atau di leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat menimbulkan pembengkakkan di kelenjar selangkangan.
f. Indikasi kontra
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG kecuali pada anak berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.
2. Vaksin Hepatitis B
a. Penjelasan
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Vaksin tersebut bagian dari virus hepatitis B yang dinamakan HBs Ag, yang dapat menimbulkan kekebalan tapi tidak menimbulkan penyakit. HBs Ag ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan rekayasa genetik dengan bantuan sel ragi .

b. Cara imunisasi
Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak tiga kali dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan satu dan dua, lima bulan antara suntikan dua dan tiga.
Imunisasi ulang diberikan setelah lima tahun pasca imunisasi dasar. Cara pemberian imunisasi dasar tersebut dapat berbeda, tergantung dari rekomendasi pabrik pembuat vaksin hepatitis B mana yang akan dipergunakan.
Misalnya imunisasi dasar vaksin hepatitis B buatan Pasteur, Perancis berbeda dengan jadwal vaksinasi vasksin buatan MSD, Amerika Serikat.
Khusus bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap virus hepatitis B, harus diberikan imunisasi pasif dengan imunoglobulin anti hepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam.
Berikutnya bayi tersebut harus pula mendapat imunisasi aktif 24 jam setelah lahir, dengan penyuntikan vaksin hepatitis B dengan pemberian yang sama seperti biasa.
Mengingat daya tularnya yang tinggi dari ibu ke bayi, sebaiknya ibu hamil di Indonesia melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi apakah is mengidap virus hepatitis B sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang diperlukan menjelang kelahiran bayi.
Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan pada bayi. Dengan imunisasi wajib, maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. Di antara berbagai jenis
imunisasi, yang termasuk imunisasi wajib adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.

3. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)
a. Penjelasan
Vaksinasi DPT akan menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit Difteria, Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), dan tetanus.
Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteria dan tetanus), dan kombinasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus).
Vaksin difteria dibuat dari toksin / racun kuman difteria yang telah dilemahkan dinamakan toksoid. Biasanya diolah dan dikemas bersama – sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DTP.
Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toksoid tetanus atau toksin / racun kuman tetanus yang sudah dilemahkan kemudian dimurnikan. Ada tiga macam kemasan vaksin tetanus, yaitu bentuk kemasan tunggal dan kombinasi dengan vaksin difteria (vaksin DT) atau kombinasi dengan vaksin difteria dan pertusis (vaksin DTP).
Vaksin terhadap penyakit batuk rejan atau batuk seratus hari terbuat dari kuman Bordetella Pertussisyang telah dimatikan. Selanjutnya dikemas bersama vaksin difteria dan tetanus (vaksin DTP)
b. Cara imunisasi
Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali, sejak bayi berumur dua bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal empat minggu. Imunisasi ulangan/booster yang pertama dilakukan pada usia 11/2 – 2 tahun atau satu tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga.
Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia enam tahun atau di saat kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT. Vaksin pertusis (batuk rejan) tidak dianjurkan pada anak yang berusia Iebih dari tujuh tahun karena reaksi yang timbul dapat lebih hebat selain itu juga perjalanan penyakit pertusis pada anak berumur lebih dari lima tahun tidak parah.
Pada masa mendatang telah dipikirkan untuk memberikan vaksin tetanus khusus untuk anak perempuan yang belum pernah mendapat imunisasi DPT, atau imunisasi DPT tidak lengkap, sebanyak dua kali lagi pada saat kelas dua dan kelas 3 SD tindakan ini diperkirakan
cukup untuk memberikan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tetanus sehingga bayi yang kaiak dikandung dapat terlindung dari penyakit tetanus neonatorum atau tetanus pada bayi baru lahir.
Di indonesia penyakit tetanus pada bayi baru lahir masih merupakan penyebab kematian yang kadang terjadi pada saat bayi baru lahir.
Imunisasi ulang sewaktu, diperlukan juga bila anak berhubungan dengan anak lain yang menderita difteria atau batuk rejan. Atau bila diduga luka pada anak akan terinfeksi tetanus.
Dalam hal imunisasi tidak perlu cemas seandainya anak mendapatkan suntikan ulang sebelum waktunya. Atau bila diduga luka pada anak akan terinfeksi tetanus, biasanya akan memberikan suntikan ulang. Lebih baik memberikan imunisasi berlebih daripada kurang.
c. Kekebalan
Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteria cukup baik, yaitu sebesar 80 – 95% dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95%. Sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah, yaitu 50 – 60%.
Oleh karena itu anak yang telah mendapat imunisasi pertusis masih dapat terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan.
d. Reaksi imunisasi
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama satu – dua hari.
e. Efek samping
Kadang – kadang timbul reaksi akibat efek samping yang berat, seperti demam tinggi atau kejang, yang disebabkan oleh unsur pertusisnya.
f. Kontra indikasi
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Juga tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi umum).
4. POLIO
Umur pemberian 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, sebanyak 4 kali, untuk mencegah penularan polio yang menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan.
Bila pada suntikan DPI pertama, ASI dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh terhadap vaksin polio. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.
Pemberian imunisasi ulang perlu tetap diberikan seandainya seorang anak pernah terjangkit polio. Karena mungkin saja anak yang menderita polio itu terjangkit virus polio tipe I. artinya, apabila penyakitnya telah sembuh ia hanya mempunyai kekebalan terhadap virus polio tipe I, tetapi tidak mempunyai kekebalan terhadap jenis virus polio tipe II dan III. Karena itu untuk mendapat kekebalan terhadap ketiga virus tersebut perlu diberikan imunisasi ulang polio.
a.  Kekebalan
Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 95 – 100%.
b. Reaksi imunisasi
Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan mengalami berak – berak ringan
c. lndikasi kontra
Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan demikian pula pada anak yang menderita gangguan kekebalan (defisiensi imun) tidak diberikan. Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam atau diare ringan imunisasi polio bisa diberikan seperti biasanya.

5. Vaksin Campak (Morbili)
a. Penjelasan
Imunisasi diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan.
Vaksin campak yang beredar di Indonesia dapat diperoleh dalam bentuk kemasan kering tunggal atau dalam kemasan kering dikombinasi dengan vaksin gondong / bengok (mumps) dan rubella (campak jerman).
Di Amerika Serikat kemasan terakhir ini dikenal dengan nama vaksin MMR (Mesles-Mumps-Rubella vacine).
b. Cara imunisasi
Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit campak dalam kandungan dari ibunya. Makin lanjut umur bayi, makin berkurang kekebalan pasif tersebut. Waktu berumur enam bulan biasanya sebagian dari bayi tidak mempunyai kekebalan pasif lagi.
Dengan adanya kekebalan pasif ini sangat jarang seorang bayi menderita campak pada umur kurang dari enam bulan.
Menurut WHO (1973) imunisasi campak cukup satu kali suntikan setelah bayi berumur sembilan bulan. Lebih baik lagi setelah ia berumur Iebih dari satu tahun. Karena kekebalan yang diperoleh berlangsung seumur hidup, maka tidak diperlukan imunisasi ulang lagi.
Di Indonesia keadaannya berlainan. Kejadian campak masih tinggi dan sering dijumpai bayi menderita penyakit campak ketika masih berumur antara enam – sembilan bulan, jadi pada saat sebelum ketentuan batas umur sembilan bulan untuk mendapat vaksinasi campak seperti yang dianjurkan WHO.
Dengan demikian di Indonesia dianjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi sebelum bayi berumur sembilan bulan, misalnya pada umur enam – sembilan bulan ketika kekebalan pasif yang diperoleh dari ibu mulai menghilang. Akan tetapi kemudian harus mendapat suntikan ulang setelah berumur lima belas bulan.
Perlukah vaksinasi campak diulang pada anak yang telah menderita campak karena infeksi alamiah? Sebenarnya bila anak tersebut telah benar – benar menderita sakit campak, maka vaksinasi campak tidak perlu diberikan lagi. Masalahnya adalah apakah anak tersebut benar menderita campak? Biasanya seorang ibu mendasarkan dugaan sakit anaknya itu hanya karena adanya demam yang disertai timbulnya bercak merah di kulit.
Gejala demam dengan bercak merah tidak hanya pada penyakit campak, tetapi dapat juga dijumpai pada penyakit lain, seperti penyakit “demam tiga hari”, demam berdarah, campak Jerman dan sebagainya.
menderita kurang gizi dalam derajat besar.
Daya proteksi vaksin hepatitis B cukup tinggi, yaitu berkisar antara 94 – 96% .
c. Reaksi imunisasi
Umumnya tidak didapatkan reaksi, walaupun sangat jarang tetapi pada beberapa keadaan dapat terjadi reaksi. Biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang kemudian disertai demam ringan atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
d. Efek samping
Tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti. Kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma, merupakan berita yang terlalu dibesarbesarkan.
e. Indikasi kontra
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membahayakan janin. Bahkan memberikan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan setelah lahir.